Senin, 25 Maret 2013

Manfaat puasa Senin kamis

Berpuasa, sudah lama diketahui sangat baik untuk kesehatan. Apalagi sekarang manfaat berpuasa untuk kesehatan makin terbukti secara ilmiah. Bahkan para peneliti menyarankan bahwa sebaiknya mulai kembali berpuasa karena terbukti puasa dua hari dalam satu pekan sangat bermanfaat untuk kesehatan hormon dan perubahan metabolisme. Puasa yang dimaksud adalah mengkonsumsi makanan hanya sekitar 500-800 kalori. Bandingkan dengan asupan harian sekitar 2.000 kalori untuk perempuan dan 2.500 kalori untuk pria.

Asupan itu bisa menurunkan tingkat pertumbuhan hormon yang terkait dengan kanker dan diabetes. serta mengurangi kolesterol buruk LDL dan lemak dalam darah. Sedangkan radikal bebas juga menurun. Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dapat melindungi otak. Maka, risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson pun bisa dikurangi.

“Menurunkan secara drastis asupan makanan memicu proses protektif di otak. Ini sama dengan mendapatkan efek tambahan ketika olahraga,” ujar Profesor Mark Mattson, kepala bagian saraf di US National Institute on Ageing.

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil penelitian terhadap sekelompok perempuan yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan yang menjalani diet 1.500 kalori sedangkan kelompok lain hanya 500 kalori selama dua hari. Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan berat badan. Namun, kelompok yang berpuasa (asupan 500 kalori) ternyata mengalami kemajuan yang lebih pesat. Menurut peneliti, mereka mengalami peningkatan sensitivitas insulin. Ini berarti mereka punya kendali tingkat gula darah yang lebih baik.

Seorang dokter ahli asal Rusia, dr. Yuri Nikolayev menganggap puasa sebagai penemuan terbesar dalam bidang kesehatan. Puasa mampu membuat seseorang menjadi awet muda dan sehat secara fisik, mental, dan spiritual. Bahkan, sebuah lembaga di Amerika Serikat menyebutkan puasa sebagai cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik perempuan secara alami.
Berikut merupakan daftar beberapa manfaat puasa Senin Kamis.


  1. Peremajaan sel kulit
  2. Mengencangkan kulit
  3. Detoksifikasi racun dalam tubuh
  4. Memberi waktu istirahat untuk organ pencernaan
  5. Menurunkan tekanan darah
  6. Menurunkan kadar lemak (kolesterol)
  7. Menghambat proses penuaan (awet muda)
  8. Memperindah dan mempercantik kaum wanita secara alami
  9. Menenangkan jiwa dan perasaan
  10. Mampu mengendalikan nafsu seks dengan lebih baik
  11. Memacu jiwa empati terhadap sesama
  12. Menimbulkan rasa solidaritas terhadap kaum miskin

Puasa merupakan hal yang lazim dilakukan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini bisa dilihat dari catatan sejarah yang ada. Sebagian manusia pada zaman dahulu mempraktikkan puasa sebagai ritual yang dipercaya untuk memberikan kesehatan bahkan keabadian. Di antaranya orang-orang Mesir Kuno yang meyakini bahwa kelebihan makanan akan menyebabkan datangnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, mereka menganggap asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh perlu dikurangi.

Di samping itu, Aflaton dan Socrates, filsuf Yunani Kuno, menjalankan puasa sebagai gaya hidup yang baik dan juga sebagai pengobatan. Pythagoras pun juga percaya bahwa puasa dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Begitu pun juga dengan kepercayaan orang-orang Inca di Peru dan suku-suku Amerika lainnya. Mereka percaya bahwa puasa yang mereka lakukan dapat menjadi upaya untuk penebusan dosa.

Selain diamalkan oleh umat Islam, puasa juga diamalkan oleh agama-agama besar di dunia. Yakni yahudi, kristen, dan Budha. Puasa yang mereka lakukan mempunyai tujuan masing-masing serta memiliki tata cara dan waktu pelaksanaannya yang berbeda. Misalnya, umat Islam melakukan puasa wajib sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Yom Kippur, yakni hari raya yahudi yang jatuh pada tanggal 9 Oktober. Sedangkan orang-orang Budha berpuasa pada hari ekadashi, yakni puasa pada hari ke sebelas terhitung setelah bulan purnama.

Telah disebutkan bahwa salah satu manfaat puasa antara lain untuk menjernihkan pikiran. Hal itu dikatakan oleh Pythagoras, seorang filsuf yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun, untuk lebih jelasnya, perlu ditinjau dari sudut pandang ilmiah dan dalil-dalil dari ayat Al-Qur’an dan hadis.

Puasa adalah upaya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan lain sebagainya dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selama berpuasa, tentunya tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dari pagi hingga saatnya berbuka.

Keadaan ini juga berarti tidak ada asupan glukosa dalam tubuh kita selama berpuasa. Sedangkan glukosa merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan oleh otak manusia. Otak yang memiliki jutaan sel saraf, memproses kognisi yang meliputi berbagai proses mental untuk memperoleh pengetahuan, di antaranya adalah berpikir, mengingat, memutuskan sesuatu dan memecahkan masalah. Dalam memproses semua itu, otak sangat membutuhkan glukosa yang diambil dari asupan makanan. Namun, kerja otak yang sangat membutuhkan glukosa ini tidak akan terpengaruhi pada saat berbuka.

Allah Swt telah menciptakan tubuh manusia dengan penuh kesempurnaan. Di dalam tubuh kita ada sistem pengatur energi yang sanagat canggih. Jadi, apabila terjadi hal-hal yang menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu, tubuh akan mulai bereaksi dengan cepat. Reaksi ini terus terjadi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula. Oleh karena itu, jika tubuh merasakan kekurangan glukosa, maka tubuh akan segera bereaksi untuk menghasilkan glukosa dari sumber lainnya.

Dalam keadaan tidak ada pembakaran dalam tubuh dan mulai merasa kekurangan energi, mendorong otak untuk bereaksi. Menurut Dr. Bahar Azwar, rangsangan otak memaksa kelenjar pankreas mengeluarkan glukagon. Ia membakar glikogen yang tersimpan di hati menjadi glukosa. Namun, bila glukosa yang dihasilkan belum tercukupi, dimulailah pembakaran lemak di dalam tubuh. Dari proses tersebut banyak manfaat dan dampak positif yang akan dirasakan tubuh. Kesediaan glukosa dalam otak pun menjadi seimbang. Jadi, otak pun akan tetap berjalan normal sekalipun tubuh kekurangan makanan.

Lebih lanjut, Dr. Bahr Azwar menegaskan bahwa pada saat tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, usus akan beristirahat. Saat usus beristirahat, sari makanan akan berkurang. Jadi beban darah yang membawanya akan berkurang. Itu sebabnya, darah yang ada dalam otak, tidak perlu lagi dikerahkan untuk membawa sari makanan dari dalam usus. Ketika itulah pikiran akan merasa tenang dan segar.

Manfaat puasa Senin Kamis lainnya adalah memberikan ketenangan jiwa. Menurut Imam Barakat Abdullah ba’lawiy Al-hadad, puasa memiliki ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari yang disertai dengan niat. Sedangkan ruh dari puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan perbuatan haram, serta mengerjakan amalan fardhu dan sunnah.

Dengan demikian, orang yang berpuasa tidak hanya menjalani bentuk puasa, tetapi harus memiliki ruh dari puasa yang dilakukannya. Karenanya, puasa yang dilakukannya akan diterima oleh Allah Swt dan menjadikannya termasuk orang-orang yang memiliki jiwa yang suci. Sebab, orang-orang seperti itulah yang dapat mengontrol jiwa dan perilakunya.

Dengan kemampuan ini, secara otomatis orang yang terbiasa berpuasa akan mampu mengendalikan diri dan jiwanya. Ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan hidup di dunia.


Manfaat mandi Junub

Pada intinya, hikmah terbesar dari mandi adalah untuk menyucikan seseorang dari segala bentuk kotoran (najis ataupun hadas) sebelum ia melaksanakan ibadah. Namun, berikut ini akan dijelaskan beberapa hikmah mandi besar ditilik dari faktor penyebabnya.
1). Mandi besar atau wajib dilakukan karena keluarnya mani. Hal ini merujuk kepada kenyataan bahwa ketika seseorang mengeluarkan mani, semua anggota tubuh ikut merasakan proses tersebut. Berbeda dengan keluarnya air seni, yang tak lain adalah proses dari "penyaringan" makanan dan minuman, air mani terkait dengan konstruksi keseluruhan tubuh. Makanya, ketika seseorang telah mengeluarkan air mani, ia akan merasa lelah, berbeda dengan saat setelah ia mengeluarkan air seni. Oleh karena itu, kewajiban mandi besar karena mengeluarkan mani merupakan "penyegaran" kembali untuk menghilangkan rasa lelah dan capai.
2). Di dalam sebuah ayat alquran, darah haid diibaratkan sebagai penyakit (aza). Maka wajar, ketika ia bebas dari masa haid, seorang perempuan diwajibkan untuk mandi besar, untuk menyucikan diri dari penyakit tersebut. Allah swt. berfirman:

وَيَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ, قُلْ هُوَ اَذًى, فَاعْتَزِلُوْا النِّسَآءَ فِى الْمَحِيْضِ وَلاَ تَقْرَبُوْهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ, فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللهُ

Artinya: "Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu...." (Q.S. al-Baqarah: 222).
Hikmah Mandi Wajib (Besar)
Illustration from image Google

3). Sama halnya dengan haid, ketika seseorang bersih dari darah nifas, ia diwajibkan mandi untuk membersihkan diri. Selain untuk membersihkan diri, mandi besar setelah nifas dapat diartikan sebagai ungkapan rasa syukur bahwa ia telah berhasil melalui proses melahirkan dengan selamat.
4). Seseorang yang masuk Islam diwajibkan untuk mandi besar, sebagai ungkapan rasa syukur dan pernyataan diri bahwa ia benar-benar ingin membebaskan diri dari kebatilan menuju kebenaran (al-haqq).

manfaat wudhu buat kesehatan


wudhu
Penetapan syariat adalah hak mutlak bagi Allah Swt semata. Seorang Muslim tidak patut mempertanyakan, mengapa harus berwudhu dahulu sebelum shalat? Mengapa gerakan shalat ada ruku dan sujudnya segala? Hal itu mutlak wewenang Allah Swt Sang Pembuat Hukum bagi para makhluknya.

Kita hanya bisa memetik ibrah dan hikmah dari apa yang telah ditetapkan Allah Swt melalui syariat-syariatnya. Hikmah tersebut bukanlah tujuan dari pelaksanaan sebuah syariat. Ia hanya menjadi buah dan hadiah dari Allah Swt sebagai ketaatan hamba kepada syariat yang telah dibuat-Nya.

Sebagaimana hikmah yang terkandung dari wudhu diantaranya menjadikan kita sehat dan segar. Seorang hamba tidak berwudhu dengan bertujuan agar tubuhnya sehat dan segar. Ia berwudhu haruslah semata-mata karena tunduk menjalankan perintah Rabb-nya. Adapun manfaat dari wudhu yaitu sehat dan segar adalah hadiah Allah kepadanya yang telah menunaikan perintah Allah.

Demikian juga beberapa hikmah diantara manfaat disyariatkannya wudlu. Bukan sebagai tujuan kita untuk berwudlu karena sejatinya wudlu hanya semata-mata untuk menunaikan perintah Allah. Namun hal tersebut sebatas memotivasi dan mendorong kita untuk senantiasa menjaga wudlu.

Pertama, memelihara kesehatan jasmani agar senantiasa segar dan sehat. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk diantaranya dengan menjaga kebersihan jasmani. Kebersihan jasmani erat kaitannya dengan shalat dan wudlu.

Kebersihan menjadi pangkal pokok kesehatan. Di sinilah terletak salah satu rahasia atau hikmahnya berwudlu. Maka Islam mewajibkan setiap orang yang hendak shalat membersihkan tubuh terlebih dahulu, yaitu mencuci muka, membasuh tangan, sebagian kepala, dan seterusnya. Hal itu harus dilakukan secara tertib dan kontinyu.

Prof Dr Jamieson, seorang pakar kesehatan dari Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat menguntungkan bukan saja untuk membersihkan tetapi juga menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang alat- alat pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat.

Menguatkan kulit sangatlah penting, karena dapat menghindarkan sejumlah penyakit seperti salesma atau pilek, radang kerongkongan, batuk, radang paru-paru, radang selaput paru-paru, TBC dan lain sebagainya.

Satu-satunya cara untuk menguatkan kulit adalah setiap hari adalah membasahi atau membasuh kulit badan dengan air dingin.

Jelas kiranya betapa pentingnya pemeliharaan badan. Dengan melakukan wudlu dan mandi, kesehatan badan kita akan tetap terpelihara.

                                                                              
                                                                      ***

Kedua, Memelihara Pikiran dan Akal. Akal adalah salah satu unsur yang amat vital dalam diri manusia. Tak ubahnya seperti barometer yang dapat mengukur naik-turunnya temperatur. Akal jugalah yang dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara yang membangun dan yang menghancurkan.

Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw memberikan pandangan, "Akal adalah cahaya dalam hati yang membedakan antara yang hak dan yang batil”. Selanjutnya Rasulullah Saw memberikan ulasan, "Tiap-tiap sesuatu mempunyai alat dan alat orang yang beriman ialah akal. Tiap-tiap kaum mempunyai pengasuh (penggembala), dan pengasuh orang-orang mukmin ialah akal. Tiap kaum mempunyai penggerak kehidupan, dan penggerak kehidupan seorang hamba ialah akal".

Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara akal ialah mengisinya dengan iman. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin cerdas pula akalnya, dan setiap kecerdasan pada umumnya medatangkan kebaikan, kemajuan, keberuntungan dan lain-lain.

Orang-orang yang berilmu itu mempunyai posisi yang tinggi sebagaimana Allah Swt berfirman "Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan".(QS. Al-Mujadalah: 11)


                                                                     ***

Ketiga, memelihara akhlak atau moral. Akhlak atau budi pekerti itu adalah soal yang esensial menurut pandangan agama Islam. Termasuk di antara tiga kerangka pokok dasar ajaran Islam (aqidah, syari’ah, dan akhlak).

Dalam Alquran banyak ditemui ayat-ayat yang berkenaan dengan soal moral itu, sifat-sifat yang terpuji yang harus dipupuk dan dikembangkan. Pribadi Rasulullah Saw dilukiskan oleh Allah Swt sebagai teladan. Sebagaimana firman Allah "Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) mempunyai budi pekerti yang agung." (QS. Al-Qolam: 4)

Dalam kehidupan manusia, moral atau akhlak dapat diibaratkan laksana bunga dalam satu taman. Bagaimanapun luas dan indahnya taman, tapi kalau tak dihiasi dengan kembang, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti kuburan.

Untuk itulah setiap muslim yang beriman, tidak boleh menyia-nyiakan hidup ini dengan tidak beribadah. Badan yang sehat dan jiwa yang "sehat" akan menopang kehidupan di dunia untuk memperoleh keselamatan di hari nanti.

Apabila selesai berwudlu disunnatkan untuk membaca syahadat sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut ini. Dari Umar RA Rasulullah Saw bersabda, "Apabila ada diantara kamu berwudlu, lantas ia menyempurnakan wudhunya, kemudian ia berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul-Nya, maka dibukakan baginya beberapa pintu syurga yang delapan yang dimasukkan dari mana saja dikehendakinya." (H.R Muslim)

Oleh Tirmidzi selain syahadat, ditambahkan pula doa, "Ya Allah, jadikanlah aku ini dari orang-orang yang tobat dan jadikanlah aku ini orang-orang yang suci."

Itulah kesempumaan wudhu yang dapat mencerminkan sikap hidup manusla muslim. Wudhu adalah salah satu unsur pokok yang harus dipelihara oleh seorang muslim. Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya memelihara kesehatan dan moral (akhlak) dari bencana.

Ada tiga unsur pokok yang harus dipelihara untuk membina pribadi, di antaranya memelihara kesehatan jasmani, memelihara pikiran (akal), dan memelihara moral (akhlak).

Sumber: Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan, Oleh Prof. H. M. Hembing